Pekerjaan Preservasi jalan Nasional Pekanbaru - Duri Kembali Rusak, Ini Penjelasan PPK 1.3 Satker PJN

SCN | Pekanbaru - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga melalui Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah I Riau alokasikan anggaran miliar rupiah untuk penanganan Preservasi jalan Duri - Kandis - SP Palas Siak II Pekanbaru. Kegiatan yang menelan dana APBN senilai Rp 12.673.532.000,00, dikerjakan oleh PT. Mekar Abadi Mandiri.

Sesuai hasil pantauan team media dilapangan ditemukan pada sejumlah titik jalan lintas Sumatera Pekanbaru mengalami kerusakan yang begitu parah. Bahkan yang telah selesai di patching rusak kembali.

Sehingga banyak masyarakat yang mengeluhkan kondisi tersebut sebab sangat membahayakan pengendara, akibat banyaknya  lobang yang besar dibagian badan dan pinggir jalan.

Warga yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa kerusakan pada sejumlah titik jalan sungguh memprihatinkan, kemudian yang telah patching rusak kembali.

"Kerusakan disejumlah titik ini sangat memprihatikan, seperti di anak tiri kan pengerjaannya diduga asal jadi. Apa lagi informasi bahwa pemeliharaan jalan nasional tiap tahun di anggarkan, kemana anggaran itu digunakan? Kondisi jalannya begitu-begitu saja," ujar salah seorang warga yang tidak mau disebut namanya oleh media ini.

Terpisah, saat media ini meminta tanggapan Wilson Sekertaris DPD LSM Bakornas Riau juga ikut menyoroti penanganan jalan Pekanbaru - Duri yang di preservasi tersebut. 

"Kita menduga bahwa dalam penanganan perbaikan jalan tersebut telah terjadi indikasi korupsi, sebab belum lama diperbaiki rusak kembali. Hal itu terjadi karena diduga dikerjakan asal jadi tanpa memperhatikan mutu dan kualitas dari pekerjaan tersebut," ujarnya.

Berdasarkan keluhan dari masyarakat, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pihak terkait tidak sepenuhnya serius dan bertanggung jawab atas kerusakan jalan tersebut. Sehingga kita mendorong aparat penegak hukum untuk diusut tuntas pekerjaan ini dengan terang benderang, dan hal ini juga akan kita upayakan secepatnya melaporkan kegiatan ini untuk ditindaklanjuti, lanjut Wilson.

Dari hasil investigasi, diduga pihak rekanan kontraktor melakukan pekerjaan terkesan asal jadi dan mencari keuntungan yang yang besar tanpa mengedepankan kwalitas fisik. Kenapa tidak dalam pengerjaannya diduga telah dilakukan pengurangan volume mulai dari ketebalan agregat, dan kwalitas ac-bc dan ac-wc sehingga kondisi proyek tersebut sangat memprihatinkan.

Demikian dengan pihak konsultan dan PPK 1,3 PJN Wilayah I Riau diduga kurang aktif dilapangan untuk mengawasi proyek tersebut, sehingga pihak pelaksana lebih leluasa menyunat volume fisik serta melanggar kontrak kerja atau spesifikasi seperti tertuang dalam syarat-syarat umum kontrak (SSUK).

Kemudian agar pemberitaan berimbang, media ini kembali lakukan konfirmasi kepada PPK 1.3 Syamsul Rizal melalui nomor WhatsApp pribadinya terkait perihal tersebut mengatakan, Panjang penanganan PPK 1.3 sepanjang 122 KM, dengan nilai kontrak 12 milyar lebih. 

"Kami harus menangani sepanjang itu, Dan pekerjaan pengaspalan hanya sepanjang 3 KM, sisa nya pekerjaan tutup lobang, Dan selain itu ada juga pekerjaan pemeliharaan jembatan, Jadi kerusakan yang terdapat sekarang itu pada lokasi pekerjaan di sebabkan juga dengan faktor sebab musim hujan dimulai bulan desember sampai januari". Jelas Syamsul Rizal.

Kemudian ia menambahkan, Hal tersebutlah yang menyebabkan lobang baru banyak bermunculan, Dan pada ruas kandis duri saat ini lagi penanganan longsoran, tapi dana nya tidak tersedia pada tahun 2024, Tapi kontraktor tetap mengerjakannya walaupun belum dibayar sampai sekarang. Tambah Syamsul Rizal.(red)

Tags :Peristiwa
Komentar Via Facebook :

Berita Terkait